Akses Manuskrip Jawa Koleksi Sri Sultan HB II Dibuka, Peluang Aset Kembali ke Indonesia?
HAIJOGJA.COM — British Library membuka akses metadata manuskrip Jawa koleksi Sri Sultan Hamengkubuwono II.
Aset tersebut dirampas pasukan Inggris pada peristiwa Geger Sapehi 1812.
Dibukanya akses metadata manuskrip prakonolonial tersebut disampaikan Kepala Seksi Asia Tenggara British Library Annabel Gallop kepada Ketua Yayasan Vasatii Socaning Lokika sekaligus keturunan Sultan HB II, Fajar Bagoes Poetranto, Sabtu (5/9).
“Kami akhirnya dapat menyediakan, melalui akses terbuka (open access), metadata (deskripsi katalog) dari seluruh 482 manuskrip Indonesia dan Melayu yang tersimpa di British Librari, termasuk seluruh manuskrip Jawa,” terang Gallop dalam surat tersebut.
Gallop juga menyampaikan permohonan maaf atas keterlambatan surat balasan itu lantaran pihaknya berupaya melampirkan informasi tambahan yang signifikan.
75 Manuskrip Jawa Berasal dari Yogyakarta
Berdasarkan data yang disampaikan kepada Yayasan Vasatii Socaning Lokika, terdapat 75 manuskrip Jawa dari Yogyakarta pasca-serangan Inggris ke Keraton pada tahun 1812.
Selain itu, terdapat pula 120 manuskrip berbahan kertas dan sekitar 50 manuskrip daun lontar Jawa lainnya, termasuk dari Pura Pakualaman.
Gallop berharap pembukaan data ini dapat menjadi kontribusi penting bagi penelitian dan pengembangan kolaborasi lintas negara di bidang studi manuskrip Jawa.
Yayasan Vasatii Socaning Lokika Inisiasi Dialog dan Penelitian
Menanggapi hal ini, Fajar Bagoes Poetranto mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengundang seorang pakar dunia untuk mengunjungi Indonesia, dengan pilihan lokasi di Yogyakarta atau Jakarta.
Tujuan dari kunjungan ini adalah mengadakan dialog Private-to-Private (P2P) mengenai pelestarian serta studi manuskrip Jawa yang bernilai historis tinggi.
“Kunjungan ini merupakan tindak lanjut dari korespondensi sebelumnya dan pembagian metadata terkait manuskrip Jawa yang telah dilakukan oleh pakar yang diundang,” ungkap Fajar.
Upaya Yayasan Vasatii Socaning Lokika dalam Pelestarian Warisan Naskah
Yayasan Vasatii Socaning Lokika, yang juga tengah memperjuangkan gelar pahlawan nasional untuk Sultan HB II, kini menjalankan sejumlah inisiatif besar.
Program tersebut mencakup:
– Transliterasi dan studi lebih dari 7.500 manuskrip yang belum diterjemahkan, termasuk naskah sakral seperti Serat Suryorojo dan Serat Nyogyakarta.
– Pendirian Pusat Penelitian Budaya dan Manuskrip untuk mendalami peradaban Jawa prakonolonial.
– Kolaborasi etis dengan British Library dalam pengayaan metadata dan pengembangan infrastruktur digital aman bagi teks-teks warisan budaya.
Rencana Pertemuan Meja Bundar Akademisi dan Arsiparis
Sebagai tindak lanjut, yayasan tengah mempersiapkan pertemuan meja bundar yang akan melibatkan akademisi, filolog, arsiparis, serta pemangku kepentingan budaya.
Pertemuan tersebut akan berfokus pada pembahasan model kemitraan antara Indonesia dan Inggris, mencakup isu akses digital, interpretasi bersama, serta perlindungan hak intelektual naskah.
“Pertemuan tersebut akan berfokus pada pembahasan modalitas kemitraan dengan institusi-institusi di Inggris, mencakup isu-isu terkait akses digital, interpretasi bersama, dan perlindungan integritas intelektual naskah,” jelas Fajar.