Ahmad Sahroni Klarifikasi Ucapan ‘Orang Tolol Sedunia’ di Balik Ramainya Seruan Bubarkan DPR
HAIJOGJA.COM – Wakil Ketua Komisi III DPR, Ahmad Sahroni, menegaskan bahwa dirinya tidak pernah bermaksud merendahkan masyarakat yang belakangan menyerukan pembubaran DPR RI.
Ia menjelaskan, ucapannya yang sempat menyinggung soal “orang tolol sedunia” sebenarnya tidak ditujukan kepada publik, melainkan kepada cara berpikir sebagian pihak yang menganggap DPR bisa begitu saja dibubarkan.
“Kan gue tidak menyampaikan bahwa masyarakat yang mengatakan bubarkan DPR itu tolol, kan enggak ada,” ujar Sahroni, Selasa (26/8/2025), dikutip dari Kompas.
Menurutnya, ucapannya justru dipahami keliru dan kemudian digoreng seolah-olah diarahkan kepada rakyat.
Ia menekankan, yang dimaksud adalah logika berpikir yang menilai DPR bisa dibubarkan hanya karena persoalan gaji dan tunjangan anggota dewan.
Padahal, kata Sahroni, tunjangan tersebut ada penjelasan teknis dan detailnya.
“Maka itu enggak make sense kalau pembubaran DPR, cuma gara-gara yang tidak dapat informasi lengkap tentang tunjangan-tunjangan itu,” katanya.
Sahroni juga menyinggung sejarah politik Indonesia, di mana Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) pernah mencoba membubarkan DPR tetapi gagal, sementara Presiden Soekarno berhasil mengeluarkan dekrit pembubaran DPR karena konflik dengan parlemen saat itu.
Dari situ, ia mengingatkan bahwa wacana pembubaran DPR justru berpotensi merusak sistem demokrasi.
Menurutnya, DPR tetap penting sebagai pengawas pemerintah agar kekuasaan presiden tidak berjalan tanpa kontrol.
“Emang setelah bubar DPR, terus siapa yang mau menjalankan pengawasan pemerintahan? Kalau pemerintah langsung, misalnya presiden punya kekuasaan penuh, itu bahkan tidak bisa terkontrol dan membahayakan malah. Maka itu ada DPR untuk membuat balancing, agar republik ini semua tertata,” tegasnya.
Politikus Nasdem itu pun yakin, seruan pembubaran DPR muncul dari pihak-pihak yang belum memahami secara utuh bagaimana dinamika kerja lembaga perwakilan rakyat.
“Teman-teman yang pengen mau mengatakan bubar itu adalah yang belum mengetahui detail terjadinya, dinamika, apa yang dia ketahui. Sayang, seribu sayang, kalau akhirnya cuma sesaat bilang bubarin DPR, bubarin DPR,” ujarnya.
Seruan Bubarkan DPR
Menjelang aksi unjuk rasa di depan Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (25/8/2025), seruan untuk membubarkan DPR sempat ramai diperbincangkan di media sosial.
Menanggapi hal tersebut, Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni mengatakan masyarakat bebas mengkritik, mengecam, bahkan mencaci DPR.
Namun, ia mengingatkan agar kritik itu tidak berlebihan.
Dalam salah satu pernyataannya, Sahroni sempat menyinggung soal seruan pembubaran DPR dengan menyebut orang yang hanya berteriak membubarkan lembaga legislatif sebagai “orang tolol se-dunia”.
“Kenapa? Kita ini memang orang pintar semua? Enggak. Bodoh semua kita. Tetapi ada tata cara kelola bagaimana menyampaikan kritik yang harus dievaluasi,” ujarnya saat kunjungan kerja di Polda Sumut, Jumat (22/8/2025), dikutip dari Kompas.
Politikus Partai Nasdem itu menegaskan, apa pun kritik yang datang, DPR akan tetap berdiri sebagai lembaga yang memiliki fungsi penting, yakni mengawasi dan menjadi penyeimbang kekuasaan pemerintah.