HAIJOGJA.COM – Puluhan penduduk Dusun Bantulan, Kalurahan Margokaton, Seyegan, Sleman, Yogyakarta, menuntut agar kontraktor pembangunan Jalan Tol Yogyakarta-Bawen seksi satu segera melakukan relokasi makam leluhur mereka.

Kekhawatiran muncul setelah penimbunan tanah di sekitar Makam Si Jambu, tempat peristirahatan terakhir bagi lebih dari 374 jenazah, termasuk dua tokoh pendiri dusun. Warga merasa cemas karena belum ada pembicaraan yang jelas mengenai nasib makam tersebut. Proyek tol yang sedang berlangsung mengancam area pemakaman yang memiliki nilai sejarah dan tradisi mendalam.

Situasi semakin parah dengan penimbunan tanah di sekitar makam, yang dapat menyebabkan longsor dan mengancam keberadaan makam saat hujan turun.

“Pemindahan kuburan para leluhur harus segera dilakukan karena membuat resah warga desa, terutama bagi yang memiliki leluhur di sana,” ungkap Tukiman, perwakilan warga setempat.

Warga tidak menolak proyek pembangunan jalan tol yang menghubungkan Yogyakarta dengan Bawen, tetapi meminta agar jenazah di Makam Si Jambu segera dipindahkan ke lokasi pemakaman baru yang telah disiapkan sekitar 200 meter di sebelah barat makam lama. Tempat pemakaman baru ini berada di atas tanah Sultan atau tanah kas desa, diharapkan menjadi tempat yang layak dan aman bagi para leluhur.

Satrio, warga Bantulan lainnya, menambahkan bahwa warga telah mendatangi kelurahan untuk meminta kejelasan dan agar pihak proyek jalan tol berdialog dengan mereka. Saat ini, sekitar 200 jenazah akan dipindahkan ke lokasi pemakaman baru, sementara lebih dari 100 jenazah lainnya masih menunggu kepastian.

Warga juga meminta agar area pemakaman baru diurug minimal dua meter di atas permukaan tanah saat ini. Permintaan ini didasari oleh kondisi tanah yang, jika digali hingga satu meter, sudah mencapai mata air. Oleh karena itu, penanganan yang hati-hati diperlukan untuk memastikan keamanan makam baru dan menghindari genangan air.