HAIJOGJA.COM – Miniatur lokomotif uap terbesar di Indonesia, dipamerkan di Stasiun Tugu Yogyakarta, pada Kamis 7 September 2023 hingga 28 September 2023.

Miniatur berskala satu banding empat ini telah terdaftar dalam rekor muri, sebagai miniatur lokomotif terbesar dengan teknologi cetak tiga dimensi

Miniatur dengan panjang sekitar 6 meter dan lebar 80 sentimeter ini berada di pintu Timur Stasiun Tugu Yogyakarta, tepat setelah boarding gate dan face recognition boarding gate di antara peron utara dan selatan.

Ketua Komunitas Pecinta Kereta Api Indonesian Railway Preservation Society, IRPS, Ricki Dirjo mengatakan, kereta api ini dulunya merupakan lokomotif terbesar yang pernah dimiliki Indonesia.

Meski bertenaga uap, kereta ini mampu melaju hingga 50 kilometer per jam, yang beroperasi di Jawa Barat di jalur-jalur menanjak pegunungan.

Kereta ini beroperasi mulai tahun 1923 hingga 1970an dan digunakan sebagai transportasi orang maupun barang

Miniatur ini merupakan hasil karya yang pernah memenangkan rekor MURI pada 2 Juli 2023, yang dicetak selama dua minggu di Stasiun Semarang Tawang.

Sebelum tiba di Yogyakarta, miniatur ini sudah dipamerkan di Lawang Sewu Semarang pada Juli 2023, dan di Stasiun Gubeng Surabaya pada Agustus 2023.

Menurut Executive Vice President Daop 6 Yogyakarta, Bambang Respationo, lokomotif uap DD52 adalah jenis lokomotif uap artikulasi “Mallet” terbesar yang pernah ada di Indonesia. Lokomotif ini memiliki bobot 136 ton dengan tender, dan bisa melaju hingga 50 km per jam.

“Lokomotif ini diimpor oleh perusahaan kereta api negara, Staatsspoorwegen (SS), pada tahun 1923-1924 dari tiga produsen berbeda di Eropa,” ujarnya.

Tiga lokomotif pertama dibuat oleh Hannoversche Maschinenbau AG (Hanomag), Hanover Jerman. Tiga lokomotif berikutnya dibuat oleh Sächsische Maschinenfabrik vormals Richard Hartmann, Chemnitz, Jerman. Empat lokomotif terakhir dibuat oleh Nederlandsche Fabriek van Werktuigen en Spoorwegmaterieel (Werkspoor), Amsterdam Belanda.

“Pada tahun 1970-an, hanya ada dua lokomotif yang masih bisa beroperasi, yaitu DD5203 dan DD5208. Keduanya beroperasi hingga pertengahan 1970-an, dan akhirnya dimusnahkan pada akhir 1970-an,” tambahnya.

Karena itu, tidak ada lagi sisa-sisa dari lokomotif ini yang bisa dilihat saat ini. Oleh karena itu, pembuatan dan pameran miniatur ini bertujuan untuk mengenalkan sejarah perkeretaapian di Indonesia kepada masyarakat, agar mereka bisa mengetahui keberadaan lokomotif ini di masa lalu.