HAIJOGJA.COM — Pemerintah Kota Yogyakarta (Pemkot Jogja) telah menetapkan 7 lokasi pengamen resmi di Malioboro.

Ketujuh pengamen tersebut dipilih Pemkot Jogja melalui audisi.

Nantinya, para pengamen mendapatkan izin resmi untuk tampil live music di kawasan Malioboro.

Dengan penataan pengamen ini, suasana Malioboro menjadi lebih tertib dan nyaman bagi wisatawan maupun masyarakat.

Pemkot Jogja Tertibkan Pengamen Malioboro

Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo menjelaskan bahwa seluruh pengamen di Malioboro sudah melalui proses seleksi oleh Dinas Kebudayaan.

Dari hasil pendataan, terdapat sekitar 116 pengamen yang tersebar mulai dari kawasan Tugu Jogja hingga Titik Nol Kilometer.

“Lima titik sudah cukup lah. Kan sudah 116 orang, sudah banyak. Jadi, enggak ada yang nanti pengamen keliling. Kalau mau masuk Malioboro, dikurasi dulu. Suaranya bagus nggak?” ujar Hasto di kawasan Malioboro, Selasa (7/10/2025).

“Kepala dinas (kebudayaan) tak suruh kurasi dulu, sehingga nanti pengamen-pengamen di Malioboro itu bagus memang,” imbuhnya.

Daftar 7 Lokasi Pengamen Resmi di Malioboro

Hasto menyebut terdapat tujuh titik pengamen resmi yang ditetapkan oleh pemerintah.

Dua titik berada di luar kawasan utama Malioboro, sementara lima titik lainnya tersebar di sepanjang pedestrian Malioboro.

“Dua titik itu di dekat Wisma KAI sama Mangkubumi. Kalau di Malioboro ada lima titik di Pasar Beringharjo, eks Mutiara, dekat Kepatihan, Plaza Malioboro, dan depan Jogja Library,” katanya.

Dengan adanya pembagian titik ini, setiap kelompok pengamen diharapkan dapat tampil secara bergantian tanpa mengganggu ketertiban lalu lintas maupun aktivitas pengunjung.

Aturan dan Sanksi bagi Pengamen

Hasto juga menegaskan bahwa akan ada sanksi bagi pengamen yang melanggar aturan atau tampil di luar titik yang telah ditentukan.

“Ditertibkan gitu, kan kita ada Jaga Maton. (Untuk saksi) ya bisa tipiring, tapi ya diberitahu juga bahwa, kalau perlu, ya, pengamennya ikut memberi edukasi gitu. Jadi, nanti bagi pengamen yang yang sudah di sini,” tegasnya.

Langkah ini dilakukan agar pengamen yang tampil di Malioboro benar-benar terdata, berkualitas, serta ikut menjaga kenyamanan kawasan wisata ikonik tersebut.

Pengamen Senang Diberi Ruang Resmi untuk Berkesenian

Salah satu pengamen angklung di Malioboro, Ariesta, mengaku bahagia dengan diterapkannya aturan baru ini.

Ia mengatakan bahwa proses kurasi sebenarnya sudah dilakukan sejak dua tahun lalu dan kini akhirnya terealisasi.

“Kalau pertama, itu dua tahun yang lalu kita kurasi, ada 11 grup. Dari angklung ada lima, dari akustiknya ada enam. Dan sekarang baru terealisasinya, sekarang sudah boleh di pedestrian lagi mulai hari ini,” ujarnya.

“Sangat bahagia. Ini kan memang yang kita tunggu-tunggu di sini seperti ini. Mendapatkan ruang lagi untuk kita berkesenian gitu,” pungkasnya.