Ratusan Siswa di Banggai Kepulauan Diduga Keracunan MBG, Ini Kata Kepala BGN
HAIJOGJA.COM –– Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana memberikan penjelasan terkait dugaan keracunan ratusan siswa di Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah.
Ia mengaku bahwa BGN secara rutin menerima laporan kasus serupa dalam pelaksanaan Program Makan Bergizi Gratis (MBG), termasuk insiden terbaru yang melibatkan 251 siswa dari tingkat SD hingga SMA.
Para siswa dilarikan ke rumah sakit setelah mengonsumsi makanan gratis yang disediakan dalam program MBG pada Rabu, 17 September 2025.
Dadan menyampaikan bahwa dapur penyedia makanan, yang dikenal sebagai Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG), telah beroperasi selama delapan bulan tanpa masalah sebelumnya.
Menu yang disajikan pada hari kejadian juga merupakan menu rutin yang biasa dimasak.
Maka dari itu, pihaknya menduga penyebab insiden mengarah pada bahan baku.
“Dugaan sementara dari bahan baku, kebetulan baru berganti pemasoknya,” ujar Dadan melalui pesan tertulis pada Kamis, 18 September 2025.
Dari laporan yang diterima pemerintah pusat, gejala yang dialami siswa menunjukkan indikasi alergi.
Gejala yang dialami pun beragam, mulai dari gatal-gatal, mual, muntah, pembengkakan pada wajah, gatal tenggorokan, sesak napas, pusing, hingga sakit kepala.
Dadan menyatakan bahwa kepastian penyebab masih menunggu hasil kajian lebih lanjut.
“Dokter menduga alergi, secara detail sedang dikaji lebih lanjut,” tutur dia.
BGN Kirim Tim Pemantau ke Banggai Kepulauan
Dalam pernyataan terpisah, BGN menyatakan bahwa Kedeputian Pemantauan dan Pengawasan telah menurunkan tim ke Kecamatan Tinangkung untuk mengawasi kondisi terkini terkait dugaan keracunan makanan MBG.
Kepala SPPG Salakan Banggai Kepulauan Erick Alfa Handika Sangule mengungkapkan bahwa dugaan awal mengarah pada menu ikan tuna goreng saus sebagai sumber masalah.
Sampel makanan telah disiapkan untuk pengujian lebih lanjut di Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Palu.
“Faktor penyebab kemungkinan permasalahan tersebut diduga diakibatkan makanan ikan tuna goreng saus. Terkait dengan sampel makanan diduga penyebab keracunan tersebut dipersiapkan untuk dikirim uji sampel di BPOM Palu,” kata Erick, Kamis (18/9).
Hingga 18 September pukul 16.45 WITA, tercatat 277 siswa dari berbagai sekolah termasuk SDN Tompudau, SMP Tinangkung, SMA Tinangkung, SMK Tinangkung, dan SD Pembina Salakan terdampak gejala yang diduga akibat makanan MBG.
Sebanyak 32 siswa masih menjalani perawatan di RSUD Trikora, sedangkan 245 lainnya sudah diperbolehkan pulang dengan pengawasan tenaga medis.
Sebagai langkah tanggap darurat, distribusi makanan MBG di Kabupaten Banggai Kepulauan dihentikan sementara hingga investigasi selesai.
“Pada hari ini (Kamis), terjadi pemberhentian distribusi MBG sementara akibat permasalahan yang diduga keracunan makanan MBG kemudian permasalahan tersebut telah masuk laporan kepada Polres Banggai Kepulauan,” jelas Erick.
Untuk mendukung penanganan medis, pemerintah daerah bersama PMI, BPBD, dan Puskesmas Salakan telah membangun fasilitas darurat berupa tenda perawatan bagi siswa yang terdampak.
“Kejadian yang terjadi di SPPG Salakan Banggai Kepulauan menjadi pelajaran penting bagi kami. Kami akan selalu menjalin komunikasi yang baik dari berbagai pihak, melakukan sosialisasi pencegahan penolongan pertama bagi sasaran MBG yang mengalami gejala keracunan,” kata Erick.
Kronologi Kejadian Dugaan Keracunan MBG di Banggai Kepulauan
Insiden ini bermula ketika tujuh siswa SDN Tompudau mengalami gejala seperti pusing, seluruh badan memerah, dan sesak napas.
Gejala serupa kemudian dialami oleh siswa dari jenjang SMP hingga SMK.
Para siswa langsung dirujuk ke RSUD Trikora Salakan untuk penanganan medis.
Berdasarkan informasi dari laman resmi Pemerintah Kabupaten Banggai, dari total 251 siswa yang dilarikan ke RSUD Trikora Salakan, 78 di antaranya masih menjalani perawatan intensif, sementara 173 lainnya telah diperbolehkan pulang.
Siswa-siswa tersebut berasal dari SMA 1 Tinangkung, SMK 1 Tinangkung, SDN Tompudau, SDN Pembina, SDN Saiyong, dan MTS Alkhairat Salakan.
Berdasarkan kesimpulan awal, keracunan massal diduga berasal dari ikan jenis cakalang yang disajikan dalam menu MBG pada Rabu siang.
“Diduga beberapa ekor ikan sudah tidak layak konsumsi,” sebagaimana dikutip dari laman resmi Pemerintah Kabupaten Banggai pada Kamis, 18 September 2025.
Siswa yang terdampak terus berdatangan untuk mendapatkan penanganan medis di RSUD Salakan.
Pemerintah Kabupaten Banggai telah mendirikan tenda darurat di depan rumah sakit untuk keperluan perawatan dan observasi.
BGN menegaskan bahwa keamanan pangan adalah prioritas utama dalam program MBG.
Investigasi menyeluruh sedang dilakukan untuk mencegah kejadian serupa terulang.