Danais DIY Dipangkas, Pemda Ungkap Dampak ke Event Kebudayaan di Bantul
HAIJOGJA.COM — Pemangkasan Dana Keistimewaan (Danais) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada tahun 2026 berpotensi berdampak pada sejumlah event kebudayaan yang rutin digelar di Kabupaten Bantul.
Danais yang sebelumnya berjumlah Rp1 triliun pada tahun 2025, akan dikurangi menjadi Rp500 miliar pada tahun 2026.
Pengurangan ini tentu memengaruhi perencanaan program budaya yang biasa mendapat sokongan dana tersebut.
Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Bantul Yanatun Yunadiana menjelaskan, timnya tengah menyusun perencanaan anggaran kebudayaan bersama Paniradya Keistimewaan DIY.
“Jelas berdampak, karena anggaran yang tadinya Rp1 triliun, kemudian menjadi setengahnya atau Rp500 miliar, itu jelas terdampak. Tetapi, dampaknya seperti apa, ini baru kita susun bersama dokumen pelaksanaan anggaran (DPA)-nya,” kata Yana di Bantul, Rabu, 27 Agustus 2025.
Menurut Yanatun, penyusunan anggaran kebudayaan tahun 2026 dimulai sejak Selasa (26/8), namun belum ada kepastian program atau kegiatan mana yang akan terkena pemangkasan.
Meskipun begitu, Dinas Kebudayaan tetap mengajukan seluruh kegiatan seperti biasa, dengan keputusan akhir berada di tangan Pemerintah Provinsi DIY.
“Memang belum final, nanti yang mau dipotong yang mana, yang mau diteruskan yang mana, kita belum bisa sampaikan, karena baru kemarin sore kami rancang dan masih taraf pemotongan lagi. Jadi, itu masih kita rencanakan lagi bersama-sama, tapi usulan tetap penuh,” lanjutnya.
Pada tahun 2025, Dinas Kebudayaan Bantul mendapatkan alokasi Danais sebesar Rp8 miliar.
Namun untuk tahun 2026, besarannya belum dapat dipastikan.
Yanatun menyebutkan bahwa melihat tren yang ada, kemungkinan besar akan terjadi penurunan lagi.
“Kita belum tahu tahun 2026 dapat alokasi Danais berapa, tapi tetap usulan penuh seperti tahun sebelumnya, masalah nanti yang dipotong kegiatan yang mana dan berapa, kita ‘manut’ (ikuti arahan) DIY,” jelasnya.
Event Kebudayaan di Bantul Terdampak Pemangkasan Danais
Penurunan Danais ini juga memengaruhi pelaksanaan sejumlah agenda budaya tahunan di Bantul, yang selama ini memerlukan anggaran besar.
Beberapa di antaranya termasuk Mataram Culture Fest, pertunjukan musik untuk pelaku seni, serta Festival Kebudayaan Yogyakarta dan Festival Budaya Wirokerten.
Selain itu, misi kebudayaan ke luar daerah juga terdampak. Untuk tahun 2025, misi budaya ke luar DIY sebagian besar ditiadakan, kecuali perjalanan ke Jakarta yang masih diizinkan.
“Kalau yang lain, seperti Festival Kebudayaan Yogyakarta di Bantul, kemudian Festival Budaya seperti yang ada di Wirokerten selama dua hari kemarin. Terus misi ke luar daerah tahun 2025 kita tiadakan. Hanya misi yang ke Jakarta yang diizinkan,” tuturnya.
Dengan pengurangan Danais di tahun mendatang, pemerintah daerah kini harus lebih selektif dalam menentukan kegiatan budaya yang tetap bisa berjalan.
Proses perencanaan dan evaluasi terus dilakukan sambil menunggu keputusan resmi dari Pemerintah DIY.
Rencana Danais Jogja 2026 Dipangkas
Kabar rencana pemangkasan Dana Keistimewaan DIY pertama kali disampaikan oleh Anggota Komisi D DPRD DIY Fajar Gegana.
Ia menyebutkan bahwa Danais tahun 2026 kemungkinan hanya akan digelontorkan sebesar Rp500 miliar, atau sekitar 50 persen dari alokasi tahun sebelumnya.
Sementara itu, Paniradya Pati Paniradya Kaistimewan DIY, Aris Eko Nugroho, menyatakan bahwa pihaknya masih menunggu keputusan resmi dari pemerintah pusat dan DPR RI.
Menurutnya, angka Rp500 miliar itu masih sebatas usulan dalam Nota Keuangan RAPBN 2026 yang baru saja disampaikan oleh Presiden RI Prabowo Subianto ke DPR.
“Sehingga angka itu (dalam nota) yang akan dibahas oleh DPR RI,” kata Aris saat dihubungi, Rabu (20/8/2025).
Aris menambahkan bahwa sambil menunggu ketetapan final dalam APBN 2026, Pemda DIY sudah mulai mencermati program-program yang selama ini didanai melalui Danais.
Upaya antisipasi ini dilakukan agar pelaksanaan kegiatan tetap berjalan sesuai arah pembangunan daerah.
“Pada saat ini kami sikapnya menunggu, sambil kami menyiapkan program kegiatan, kita cermati satu per satu lagi. Kami tidak tahu (nominal Danais) apa bisa berubah naik atau turun,” sambungnya.
Ia juga menyebutkan bahwa proses perencanaan akan menyesuaikan dengan perkembangan pembahasan RAPBN.
Hingga keputusan resmi ditetapkan, pihaknya menganggap ini sebagai sinyal awal untuk mulai mengevaluasi program dan kegiatan tahun depan.
“Sebelum (ditetapkan) jadi APBN ya itu menjadi bagian warning bagi kami untuk kemudian mencermati program kegiatan yang telah kami alokasikan di 2026,” pungkas Aris.