8 Rekomendasi Teater Seni di Jogja, Pentas Seni Istimewa yang Tak Boleh Dilewatkan

HAIJOGJA.COM – Teater seni di Jogja merupakan salah satu bentuk ekspresi budaya yang kaya dan dinamis, memadukan berbagai unsur tradisional dan modern dalam pementasannya.

Pertunjukan teater di wilayah ini sering kali mengangkat tema-tema sosial, sejarah, dan filosofi kehidupan yang mendalam, sehingga tidak hanya menghibur tetapi juga mengajak penonton untuk merenung.

Dalam proses kreatifnya, para pelaku teater di Jogja kerap menggabungkan teknik akting, musik tradisional, tari, dan visual artistik yang kuat, menjadikan setiap pementasan sebagai karya seni yang komprehensif dan berkarakter khas.

Selain menjadi media hiburan, teater seni di Jogja juga berfungsi sebagai ruang dialog budaya yang penting, di mana cerita-cerita lokal dan nilai-nilai masyarakat bisa dipertahankan sekaligus dikembangkan.

Komunitas seni di sini sangat aktif dalam mengadakan workshop, diskusi, dan kolaborasi lintas disiplin, yang memperkaya kualitas produksi teater.

Hal ini membuat teater di Jogja tidak hanya hidup di atas panggung, tapi juga berkembang sebagai wadah pendidikan dan pelestarian budaya yang menginspirasi generasi muda serta masyarakat luas.

8 Rekomendasi Teater Seni di Jogja, Pentas Seni Istimewa yang Tak Boleh Dilewatkan

Berikut adalah 8 rekomendasi teater seni di Yogyakarta yang wajib dikunjungi, lengkap dengan informasi jam buka dan lokasi:

1. Sendratari Ramayana Prambanan

Sendratari Ramayana Prambanan adalah pertunjukan seni teater tari klasik yang mengangkat kisah epik Ramayana, yang dipentaskan di kompleks Candi Prambanan, Yogyakarta.

Pertunjukan ini menggabungkan unsur drama, tarian tradisional Jawa, musik gamelan, dan seni visual dalam sebuah lakon yang menceritakan perjalanan Rama dalam menyelamatkan istrinya, Sinta, dari Rahwana.

Dengan latar belakang megah Candi Prambanan yang bersejarah, sendratari ini menghadirkan suasana magis dan memukau, menjadikan setiap pementasan sebagai pengalaman budaya yang mendalam dan tak terlupakan.

Jam Pertunjukan: Setiap Selasa, Kamis, dan Sabtu pukul 19.30–21.00 WIB (Trimurti Stage) atau 19.30–21.30 WIB (Open Stage)
Lokasi: Kompleks Candi Prambanan, Klurak, Tamanmartani, Kalasan, Sleman
Harga Tiket: Mulai dari Rp150.000 hingga Rp450.000

2. Museum Sonobudoyo

Museum Sonobudoyo di Yogyakarta tidak hanya menyimpan koleksi budaya yang kaya, tetapi juga menjadi pusat pelestarian seni pertunjukan tradisional Jawa.

Setiap pekan, museum ini menyelenggarakan berbagai pertunjukan seni yang dapat dinikmati oleh masyarakat umum.

Pertunjukan-pertunjukan ini diadakan di Gedung Semar (Pendopo Timur) Museum Sonobudoyo.

Dengan beragam pertunjukan yang ditawarkan, Museum Sonobudoyo menjadi destinasi budaya yang wajib dikunjungi bagi siapa saja yang ingin merasakan kekayaan seni tradisional Jawa secara langsung.

Jam Pertunjukan:

Wayang Kulit: Selasa pukul 20.00–21.15 WIB

Wayang Orang: Rabu dan Kamis pukul 20.00–21.15 WIB

Topeng Panji: Jumat hingga Minggu pukul 20.00–21.15 WIB

Lokasi: Jl. Pangurakan No.6, Ngupasan, Gondomanan, Kota Yogyakarta
Harga Tiket:

Domestik: Rp20.000 (Wayang Kulit), Rp30.000 (Wayang Orang & Topeng Panji)

Mancanegara: Rp50.000 (Wayang Kulit), Rp75.000 (Wayang Orang & Topeng Panji)

3. Taman Budaya Yogyakarta (TBY)

Taman Budaya Yogyakarta (TBY) merupakan pusat seni dan budaya yang terletak di jantung Kota Yogyakarta, tepatnya di Jl. Sriwedani No.1, Ngupasan, Gondomanan.

Tempat ini dikenal sebagai ruang kreatif yang menyelenggarakan berbagai pertunjukan seni, termasuk teater, tari, musik, serta pameran seni rupa.

TBY memiliki dua gedung utama: Concert Hall dan Societet Militair.

Concert Hall digunakan untuk konser musik dan pameran seni, sementara Societet Militair sering digunakan untuk pementasan teater dan tari.

Salah satu pertunjukan teater yang rutin diadakan di TBY adalah Pentas Rebon, sebuah pagelaran seni tradisional yang berlangsung setiap Rabu Wage dan setiap 35 hari sekali.

Pentas Rebon menampilkan berbagai bentuk seni pertunjukan, seperti ketoprak, dagelan, dan seni tradisional lainnya, sebagai ruang ekspresi budaya bagi masyarakat.

Jam Buka: Setiap hari, 10.00–16.00 WIB
Lokasi: Jl. Sriwedani No.1, Ngupasan, Gondomanan, Kota Yogyakarta
Harga Tiket: Gratis untuk pameran dan area publik; tiket diperlukan untuk konser atau pertunjukan khusus

4. Hamzah Batik Malioboro

Hamzah Batik Malioboro bukan hanya pusat oleh-oleh khas Yogyakarta, tetapi juga menjadi panggung bagi pertunjukan seni tradisional yang memukau.

Terletak di Jl. Margo Mulyo No.9, di depan Pasar Bringharjo, tempat ini menyajikan beragam pertunjukan budaya yang dapat dinikmati oleh wisatawan dan masyarakat lokal.

Salah satu pertunjukan unggulan di Hamzah Batik adalah Sendratari Sang Hanoman, yang dipentaskan setiap hari Rabu pada pekan pertama dan ketiga setiap bulan, mulai pukul 19.00 hingga 20.30 WIB di lantai 3.

Pertunjukan ini mengisahkan perjuangan Hanoman, kera putih sakti dari epos Ramayana, dalam menyelamatkan Dewi Sinta dari cengkeraman Rahwana.

Dengan tata panggung yang megah, efek cahaya dramatis, dan iringan musik gamelan, Sendratari Sang Hanoman menawarkan pengalaman budaya yang mendalam dan menghibur.

Jam Pertunjukan: Setiap hari pukul 19.00 WIB
Lokasi: Jl. Margo Mulyo No.9, di depan Pasar Bringharjo, Kota Yogyakarta
Harga Tiket: Gratis

5. Bentara Budaya Yogyakarta

Sejak didirikan pada 26 September 1982, Bentara Budaya Yogyakarta telah menjadi ruang apresiasi seni yang menyelenggarakan berbagai acara kesenian, seperti pameran, pemutaran film, diskusi, dan pertunjukan seni tradisional maupun kontemporer.

Salah satu pertunjukan seni yang pernah digelar di Bentara Budaya Yogyakarta adalah Teater Tari “Ruang Bawah”.

Pertunjukan ini mencoba membaca serta menafsirkan kisah Laela Majnun sebagai pijakan awal serta inspirasi dalam membangun dan mengembangkan teks, baik sebagai gagasan, visual, maupun elemen dan struktur pertunjukan.

“Ruang Bawah” juga mencoba melakukan pendekatan kesenirupaan dalam nafas dan kemasan pertunjukannya.

Jam Buka: Setiap hari, 10.00–16.00 WIB
Lokasi: Jl. Suroto No.2, Kotabaru, Gondokusuman, Kota Yogyakarta
Harga Tiket: Gratis

6. Jogja National Museum (JNM)

Jogja National Museum (JNM) adalah pusat seni kontemporer yang terletak di Jl. Prof. DR. Ki Amri Yahya No.1, Pakuncen, Wirobrajan, Yogyakarta.

Tempat ini dikenal sebagai ruang kreatif yang menyelenggarakan berbagai acara seni dan budaya, termasuk pameran seni rupa, musik, tari, teater, dan diskusi seni.

JNM memiliki beberapa fasilitas penunjang seperti Panggung Seni, Kyoot Art Galore, Anjiru Coffee Shop, Music & Podcast Studio, Kantin, serta Casa Wirabrajan yang menyediakan fasilitas akomodasi bagi seniman residensi maupun masyarakat umum.

Jam Buka: Setiap hari, 10.00–22.00 WIB
Lokasi: Jl. Prof. DR. Ki Amri Yahya No.1, Pakuncen, Wirobrajan, Kota Yogyakarta
Harga Tiket: Gratis

7. Omah Budoyo

Omah Budoyo adalah ruang budaya yang terletak di Jl. Karangkajen MG III/793, Brontokusuman, Mergangsan, Yogyakarta.

Dibangun oleh Warwick Purser, seorang praktisi seni dan kriya asal Australia, Omah Budoyo bertujuan untuk melestarikan dan mengembangkan seni tradisional serta kerajinan lokal melalui berbagai kegiatan budaya.

Tempat ini menyediakan ruang bagi seniman, pengrajin, dan desainer lokal untuk memamerkan karya mereka dan berinteraksi dengan masyarakat.

Jam Buka: Selasa–Minggu, 10.00–18.00 WIB
Lokasi: Jl. Karangkajen No.793, Brontokusuman, Mergangsan, Kota Yogyakarta
Harga Tiket:

Tiket masuk: Rp5.000–Rp10.000

Puppet Show dan Panji Mask Puppet Show: Rp20.000

8. Padepokan Seni Bagong Kussudiardja

Padepokan Seni Bagong Kussudiardja (PSBK) adalah pusat seni berbasis tempat yang didirikan pada 2 Oktober 1978 oleh maestro seni Bagong Kussudiardja di Dusun Kembaran, Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta.

PSBK berfungsi sebagai laboratorium kreatif, ruang pertunjukan, dan pusat pendidikan seni non-formal yang mengedepankan pendekatan holistik dalam berkesenian.

Di sini, seni bukan hanya dilihat sebagai produk, tetapi juga sebagai proses yang melibatkan eksplorasi, refleksi, dan kolaborasi antar disiplin seni.

PSBK juga dikenal dengan program “Cantrik-Mentrik”, yaitu pendidikan seni non-formal yang telah melahirkan banyak seniman dan budayawan di Indonesia.